Sebelum pandemi Covid-19, Tari Kecak termasuk salah satu destinasi wisata Uluwatu yang tidak pernah dilewatkan wisatawan. Begitu besar antusias wisatawan untuk menonton hingga membuat para wisatawan harus mengantri panjang dan malah tidak kebagian tiket menjadi hal yang umum terjadi.
Siapa bisa menolak? Momen menyaksikan tari kecak secara langsung di saat matahari mulai terbenam memang memberi pengalaman seru tersendiri.
Tentang Tari Kecak
Tari kecak merupakan seni tari tradisional yang berasal dari Bali. Tarian ini terlihat megah dan gagah karena dipertunjukkan oleh puluhan penari laki-laki, umumnya jumlah penari berjumlah 50 orang. Para penari laki-laki semuanya bertelanjang dada dan menggunakan kain bermotif kotak-kotak khas Bali di pinggang.
Dalam tari kecak satu orang penari berperan sebagai pemimpin yang akan memberi nada awal, satu penari lain berperan sebagai penekan yang memberikan tekanan nada tinggi atau rendah, dan satu penari lainnya lagi berperan sebagai dalang yang membawakan alur cerita. Dalam pertunjukkan ada juga beberapa penari yang memainkan peran tokoh-tokoh seperti Rama, Shinta, Hanoman, dan juga Rahwana.
Dalam menarikan tari kecak Uluwatu, para penari duduk melingkar dan bersama-sama menyerukan kata “cak, cak, cak” mengikuti irama tertentu seperti akapela sembari mengangkat kedua lengan. Gerakan penari cukup santai karena lebih mengutamakan perpaduan suara dan jalan cerita. Selain itu, ada beberapa properti yang wajib digunakan seperti bunga kamboja, gelang kerincing, selendang hitam putih, topeng, batu bara, dan sesaji yang membuat pertunjukkan semakin mistis dan sakral.
Makna Tari Kecak
Saat membeli tiket tari kecak Uluwatu, para wisatawan biasanya juga akan mendapat skrip ringkas supaya mengetahui makna tarian kecak. Tari kecak juga disebut ritual sanghyang yang merupakan tradisi tolak bala masyarakat Hindu Bali yang diadaptasi ke dalam kisah Ramayana. Hal ini tidak lain agar tarian ini memiliki nilai seni yang bisa dipertunjukkan untuk para wisatawan yang datang berkunjung ke pulau Dewata, Bali.
Cerita yang diangkat pada tari kecak yaitu tentang pencarian Sinta oleh Rama yang dibantu Hanoman. Shinta diculik dan disekap oleh Rahwana. Hanoman mencoba memporakporandakan tempat penyekapan Shinta dengan cara membakarnya, tapi Hanoman malah terkepung oleh Rahwana dalam kobaran api dan nyaris terbakar.
Rama meski mengalami kelelahan, tapi tetap bersungguh-sungguh mengupayakan penyelamatan sang permaisuri terkasih Shinta. Rama berdoa dan berusaha keras hingga akhirnya bisa menyelamatkan Shinta kembali. Adapun makna tari kecak Uluwatu ini kisah kasih tulus akan mendapatkan kemenangan dengan iringan doa dan kesungguhan.
Rekomendasi Tempat Penyelenggaraan Tari Kecak
Pada awalnya dulu, tari kecak hanya dipentaskan di beberapa desa saja. Seiring waktu seni tari ini terus berkembang dan senantiasa menjadi salah satu pertunjukkan untuk mengisi kegiatan seperti festival di sejumlah spot wisata terbaik di Bali.
Bagi wisatawan yang ingin menyaksikan pertunjukkan tari kecak Uluwatu Bali, sebaiknya mencari informasi tentang waktu dan tempat terbaik untuk menonton pertunjukkan spektakuler ini. Adapun salah satu rekomendasi terbaik adalah di Uluwatu, Bali.
Di panggung Uluwatu, pertunjukkan tarian kecak seringkali diselingi dengan tingkat jahil dan lincah tokoh Hanoman. Sesekali Hanoman berinteraksi dengan para penonton, membuat ulang jahil hingga membuat tawa penonton pecah karena tingkah polahnya.
Suasana pertunjukkan begitu epic karena dilakukan menjelang matahari terbenam. Cerita yang dibawakan terlihat hidup dengan background alam yang mengalami perubahan mulai dari petang hingga malam. Karenanya saat Hanoman membuat api berkobar, suasana tegang dan panasnya kondisi karena terjebak dalam api terlihat sangat nyata. Kobaran api jadi seperti penerang dalam suasana malam yang mulai gelap gulita. Itulah mengapa seni tari kecak Uluwatu ini menjadi salah satu yang tidak boleh dilewatkan bagi wisatawan yang tengah berlibur menikmati Tour Uluwatu.
Tari Kecak Uluwatu di Era New Normal
Di era new normal sekarang ini pertunjukkan tari kecak Uluwatu diselenggarakan dengan sejumlah penyesuaian dan tentunya menerapkan protokol kesehatan. Penyesuaian yang diberlakukan diantaranya:
- Jumlah penari dikurangi, khusus untuk penari yang tidak memakai topeng diwajibkan menggunakan masker atau pelindung wajah.
- Tarian koreografi diatur sedemikian rupa sehingga mendukung pengkondisian jaga jarak antara penari yang satu dengan penari lainnya.
- Setiap wisatawan atau pengunjung wajib mematuhi protokol kesehatan, mulai dari memakai masker, mencuci tangan, dan senantiasa menjaga jarak.
- Pembayaran tiket tari kecak Uluwatu non tunai menggunakan Quick Response (QR) Code mulai diberlakukan untuk mengurangi kontak langsung.
Jika tidak ingin terlewatkan kesempatan menonton tari kecak Uluwatu terlebih karena adanya pembatasan di era new normal seperti sekarang, wisatawan harus rela datang lebih awal mengantri tiket. Adapun bagi wisatawan yang mengikuti agen perjalanan sekiranya lebih bisa bersantai karena tiket umumnya sudah termasuk dalam Paket Tour Bali.