Bali, dikenal sebagai Pulau Dewata, tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya dan spiritualitas yang mendalam. Salah satu situs yang sangat penting bagi umat Hindu Bali adalah Pura Besakih.
Terletak di lereng Gunung Agung, pura ini adalah yang terbesar dan paling suci di Bali, serta menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi umat Hindu di seluruh pulau.
Artikel ini akan membahas sejarah, arsitektur, dan pengalaman berkunjung ke Pura Besakih, serta mengapa tempat ini layak untuk dimasukkan dalam daftar kunjungan wisata Anda.
Sejarah Pura Besakih
Pura Besakih memiliki sejarah yang panjang, yang berakar sejak zaman prasejarah. Pada awalnya, tempat ini digunakan oleh masyarakat Bali yang masih mempraktikkan animisme dan pemujaan terhadap alam. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa situs ini sudah digunakan sebagai tempat pemujaan lebih dari 2.000 tahun yang lalu.
Namun, transformasi besar Pura ini dimulai pada abad ke-8 ketika agama Hindu mulai masuk ke Bali. Pura ini menjadi pusat kegiatan keagamaan, terutama setelah penjajahan Jawa pada tahun 1284.
Pada abad ke-14, di bawah pengaruh Kerajaan Majapahit, Pura ini semakin diperluas dan diakui sebagai pusat agama Hindu di Bali. Sampai saat ini, tetap menjadi tempat suci yang dihormati dan dijaga kelestariannya oleh masyarakat Bali.
Arsitektur Pura Besakih
Kompleks Pura Besakih terdiri dari banyak pura, yang terletak di lereng Gunung Agung. Terdapat lebih dari 20 pura dalam kompleks ini, dengan Pura Penataran Agung Besakih sebagai pusatnya.
Pura Penataran Agung adalah pura terbesar dan terpenting, yang memiliki tiga pelinggih utama yang melambangkan Tri Purusha: Siwa, Sada Siwa, dan Parama Siwa.
Pura ini juga memiliki struktur berundak yang mencerminkan perjalanan spiritual umat Hindu Bali yang semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.
Kompleks Pura ini dirancang dengan sangat teliti, dengan setiap pura menghadap ke arah mata angin tertentu, yang sesuai dengan filosofi Tri Hita Karana, yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan alam.
Setiap arah juga diasosiasikan dengan dewa tertentu, seperti Pura Gelap di arah Timur yang memuja Dewa Içwara, atau Pura Kiduling Kereteg di arah Selatan yang memuja Dewa Brahma.
Makna Filosofis Pura Besakih
Pura Besakih bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga sebuah simbol kehidupan. Keberadaannya di lereng Gunung Agung, yang merupakan gunung suci di Bali, menunjukkan hubungan erat antara alam dan spiritualitas.
Gunung Agung dianggap sebagai tempat tinggal para dewa, dan Pura ini adalah jembatan yang menghubungkan umat dengan kekuatan ilahi.
Di dalam kompleks pura, terdapat berbagai simbol yang menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan, alam, dan sesama.
Pura Besakih mengajarkan ajaran Tri Hita Karana, yang mengajarkan umat untuk hidup harmonis dan seimbang dengan alam serta sesama.
Ritual dan Upacara di Pura Besakih
Pura Besakih dikenal sebagai pusat kegiatan keagamaan di Bali. Setiap tahun, terdapat berbagai upacara besar yang diadakan, seperti Upacara Eka Dasa Rudra, yang merupakan upacara besar yang diadakan setiap 100 tahun sekali.
Selain itu, ada juga festival Odalan, yang dirayakan setiap 210 hari sekali, berdasarkan kalender Bali Pawukon.
Selama upacara ini, ribuan umat Hindu dari seluruh Bali datang untuk berdoa dan memohon berkah. Suasana di Pura ini saat upacara berlangsung sangat meriah, dengan hiasan yang indah dan kehadiran berbagai persembahan yang membuatnya menjadi pengalaman spiritual yang sangat mendalam.
Tips Berkunjung ke Pura Besakih
Untuk mendapatkan pengalaman terbaik saat mengunjungi Pura Besakih, berikut beberapa tips yang dapat membantu Anda:
- Kenakan Pakaian Sopan
Karena Pura Besakih adalah tempat suci, pengunjung diharuskan mengenakan pakaian sopan. Biasanya, Anda akan diminta memakai kain sarung dan selendang yang menutupi bagian tubuh tertentu. Jangan khawatir, kain dan selendang ini bisa disewa di lokasi pura jika Anda tidak membawanya. - Patuhi Aturan dan Tata Tertib
Selalu ikuti aturan dan tata tertib yang berlaku di pura. Misalnya, hindari memotret saat upacara berlangsung dan jangan menyentuh atau memanjat bangunan suci. - Pilih Waktu yang Tepat untuk Berkunjung
Mengunjungi Pura Besakih pada pagi hari atau menjelang sore hari adalah waktu yang tepat, karena cuaca lebih sejuk dan pengunjung tidak terlalu ramai. - Gunakan Jasa Pemandu Lokal
Untuk memahami lebih dalam tentang sejarah dan makna spiritual Pura Besakih, sebaiknya gunakan jasa pemandu lokal yang berpengalaman. - Persiapkan Fisik
Karena kompleks pura terletak di ketinggian dan cukup luas, pastikan Anda dalam kondisi fisik yang baik. Kenakan alas kaki yang nyaman dan bawa air minum.
Harga Tiket Masuk dan Fasilitas
Pura Besakih merupakan salah satu tujuan wisata utama di Bali, dan berikut adalah harga tiket masuk terbaru:
- Pengunjung Domestik: Rp 80.000
- Pengunjung Mancanegara: Rp 150.000
Harga tiket sudah termasuk pemandu wisata lokal, kain sarung, dan layanan kendaraan listrik untuk membawa pengunjung ke dalam area pura.
Objek Wisata Terdekat
Selain mengunjungi Pura Besakih, Anda juga dapat menikmati objek wisata menarik yang terletak dekat pura, seperti:
- Taman Edelweiss Besakih – Terletak di lereng Gunung Agung, taman ini menawarkan pemandangan indah bunga Kasna.
- Rafting Sungai Telaga Waja – Nikmati pengalaman arung jeram sepanjang 17 km dengan pemandangan alam yang spektakuler.
- Bukit Jambul – Tempat ini menawarkan panorama indah dataran tinggi dan terasering sawah yang menakjubkan.
Ringkasan Dan Kesimpulan
Pura Besakih adalah tempat yang penuh dengan nilai sejarah, budaya, dan spiritualitas yang mendalam. Sebagai pusat agama Hindu di Bali, pura ini tidak hanya menawarkan pengalaman religius yang luar biasa tetapi juga merupakan simbol penting dari keharmonisan alam dan manusia.
Jika Anda mengunjungi Bali, pastikan untuk menyempatkan diri untuk datang ke Pura Besakih dengan memesan paket tour Pura Besakih, tempat suci yang menjadi jiwa dari Pulau Dewata ini.
